Kajian Islam – Terapi Jasmani dan Terapi Hati
Dapat dikatakan bahwa ilmu tentang terapi ada dua, yaitu Terapi Jasmani dan Terapi Hati.
Terapi Jasmani adalah ilmu yang membahas tentang jasmani manusia dari sisi sesuatu yang membuatnya sehat dan sakit agar ia selalu terjaga kesehatannya dan (cara) menghilangkan penyakit darinya. Singkat kata, ia adalah upaya menjaga kesehatan dan menghilangkan penyakit.
Temanya adalah jasmani manusia dari segi kesehatan dan sakitnya, dan manfaatnya sangat jelas.
Baca juga: Penyakit Jasmani dan Penyakit Hati
Imam asy-Syafi’i berkata, “Ilmu ada dua: Ilmu terapi jasmani dan ilmu fikih agama.”
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah, beliau berkata, “Ilmu itu ada lima: ilmu fikih agama, ilmu terapi jasmani, ilmu arsitektur bangunan, ilmu nahwu untuk kefasihan bahasa, dan ilmu astronomi untuk (mengukur waktu).”
Sedangkan terapi hati adalah ilmu yang membahas tentang kondisi hati manusia dari segi sesuatu yang menyehatkan, merusak dan menyakitkannya. Dengan demikian ia merupakan salah satu bagian dalam pengobatan, bahkan hati itu adalah organ paling penting yang dimiliki oleh manusia.
Hati adalah penghulu segala anggota tubuh manusia, bila ia baik maka seluruh anggota badannya akan baik, namun bila ia rusak, maka seluruh anggota badannya pun rusak.
Hati yang dimaksud bukanlah materi fisik yang bisa dilihat, namun ia adalah setiap yang menumbuhkan perasaan manusia dan sensitifitasnya serta getaran-getarannya, baik berupa cinta, kebencian, mengutamakan orang lain, hasad, kerohanian, kekeringan jiwa, kekuatan, kelemahan, keimanan, kekufuran, keteguhan, kebingunan, keyakinan, keraguan, keridhaan, kebencian, cahaya, kegelapan, dan lain-lain.
Sebagaimana tubuh manusia yang bisa sehat, sakit dan juga mati, maka hati manusia pun demikian pula adanya. Ia sehat, sakit dan juga mati, dan dari sisi pembahasan ini, ia berhak dipisahkan secara khusus dari seluruh anggota badan lainnya.
Dengan demikian terapi hati adalah lebih penting daripada terapi jasmani, sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Ghazali dalam Mukaddimah al-Ihya’, “Buah dari ilmu ini adalah tentang terapi hati dan jiwa (ruh) yang menyampaikan kepada kehidupan yang abadi. Jadi dapatkah ia dibandingkan dengan ilmu terapi tentang jasmani yang pasti hancur dalam waktu yang singkat?”
Kadangkala segala obat tidak mampu menyembuhkan penyakit, dan seringkali sangat tidak mampu. Dan tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali terapi hati, ketika terapi hati itu masuk ke sela-selanya dan menghidupkan air bersih dalam urat-uratnya dimana kalimat nasihat yang mengandung keimanan dan dari al-Qur’an yang mulia dan Sunnah Nabi yang suci atau salah satu dari keduanya secara langsung ataupun tidak langsung (berpengaruh) sehingga dapat menyembuhkan hati yang sakit yang mana penyakit tersebut telah melemahkan anggota-anggota badan dan jasadnya.
Dan ia pun dapat menghidupkan kembali hati yang mati karena kesehatannya, kesegarannya, kemanusiannya dan kepribadianya telah digerogoti oleh penyakit. Karena terapi hati yang mengandung keimanan bila menyentuh sasarannya yang tepat di hati, pasti menempati tempat penyakit itu dengan keselamatan dan kesehatan. Dan apabila ditindaklanjuti dengan keteraturan, akhlak yang baik, dan ketaatan dari anggota tubuh lainnya, niscaya pengobatan tersebut menjalani proses yang sempurna.
[Buku OBAT HATI, Antara Terapi Ibnul Qayyim & Ilusi Kaum Sufi, Ibnu Qayyim al-Jauziyah]
[…] Dari penjelasan kedua penyakit di atas maka diperlukan adanya terapi jasmani dan terapi hati. […]