Kajian Islam – Ibadah-ibadah Sunnah di Bulan Ramadhan
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai keutamaan Bulan Ramadhan, pada artikel tersebut dijelaskan Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang Puasa dan Tarawih.
Kali ini akan menjelaskan Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan agar kita menunaikan ibadah fardhu dan ibadah sunnah lainnya.
Pahala mengamalkan satu sunnah di bulan Ramadhan, sama dengan pahala beramal wajib di luar bulan Ramadhan. Pahala menunaikan satu amalan wajib pada bulan Ramadhan, sama dengna pahala menunaikan tujuh puluh amalan wajib di luar bulan Ramadhan.
Berkenaan dengan hal ini, kita hendaknya memikirkan keadaan ibadah kita. Dalam bulan keberkahan ini, hendaknya kita berpikir, sejauh manakah perhatian kita dalam menyempurnakan kewajiban dan menambah amalan sunnah.
Perhatian kita terhadap amalan fardhu saat ini adalah demikian: kebanyakan di antara kita meneruskan tidur setelah sahur, sehingga mengadha’ Shalat Shubuh, setikda-tidaknya tertinggal shalat berjamaah. seolah-olah itu cara kita mensyukuri makan sahur.
Ibadah wajib yang sangat perlu diperhatikan, malah kita qadha’ atau paling tidak kita kurangi. Padahal, para ulama berpendapat bahwa shalat tanpa berjamaah adalah suatu kekurangan, bahkan Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa (seolah-olah) tidak sah shalat mereka yang tinggal di sekitar masjid, keucali dikerjakan di masjid.
Tertulis di dalam kitab Mazhahiril Haq bahwa barangsiapa shalat tidak berjamaah tanpa udzur, kewajiban shalatnya sudah terpenuhi, namun ia tidak mendapatkan pahala shalatnya. Demikian juga dengan shalat Maghrib. Biasanya, ketika itu orang sedang sibuk berbuka puasa, sehingga sering kali banyak orang yang tertinggal rakaat pertama atau takbir pertama. Mengenai Shalat Isya, karena ingin mendapatkan fadhilah mengerjakan Shalat Tarawih, banyak yang mengerjakannya sebelum waktunya.
Demikianlah amalan kita pada bulan Ramadhan. Karena ingin menunaikan satu amalan wajib, kita menyia-nyiakan tiga amalan wajib lain. Inilah yang paling sering terjadi. Sedangkan Shalat Zhuhur, karena tidur sebelum Zhuhur (qailulah), kita tertinggal shalat berjamaah Zhuhur. Begitu juga dengan Shalat Ashar. Karena sibuk mempersiapkan makanan untuk berbuka, kita tertinggal shalat berjamaah Ashar.
Itulah yang semestinya kita pikirkan, sejauh manakah kita menunaikan kewajiban-kewajiban pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Jika yang wajib saja begitu sulit untuk diamalkan, bagaimana yang sunnah dapat diamalkan? Shalat Isyraq dan Dhuha pada bulan Ramadhan sering kita tinggalkan karena tidur.
Apalagi Shalat Awwabin, karena sibuk berbuka dan khawatir dengan Shalat Tarawih kita juga habis, karena digunakan untuk sahur. Apabila demikian, kapankah ada kesempatan untuk melakukan shalat sunnah. Semua ini terjadi, karena orang-orang tidak memperhatikan atau tidak ingin mengamalkannya.
[Kitab Fadhilah Amal, Fadhilah Ramadhan, Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a– Hal 689]
Leave a Reply